Kembalinya Ludruk di Kalangan Remaja



Bermula dari keresahan akan punahnya kesenian ludruk di kalangan remaja, memaksa kami tidak bisa tinggal diam. Sekelompok komunitas yang masih peduli akan regenerasi dan pelestarian seni LUDRUK mencoba untuk menghidupkan kembali kesenian asli jawa timur tersebut sebagai khasanah budaya bangsa agar bisa bersaing dengan masuknya budaya modern dan bisa di terima di semua kalangan. Dengan latar belakang yang sama, Ludruk Pinggir Laut (SMAN 3 Surabaya), Ludruk Djaja Makmoer (SMAN 5 Surabaya), Ludruk Sunan Prapen (SMAN 16 Surabaya), Ludruk Twenty One (SMAN 21 Surabaya), dan komunitas ludruk remaja Marsudi Laras membentuk sebuah wadah yang bernama Komunitas Ludruk Remaja Surabaya. Ternyata komunitas ini mendapat respon positif dari berbagai pihak terutama UPTD. Kampung Seni THR yang memberikan fasilitas untuk mewujudkan visi dan misi kami.
Dengan segala keterbatasan, komunitas ini mencoba untuk berproses demi pelestarian kesenian ludruk dan menunjukan kepada semua kalangan bahwa regenerasi seniman ludruk di Surabaya masih berlangsung. Dan ini semua terwujud dengan diselenggarakannya pagelaran ludruk remaja yang akan diadakan pada hari sabtu tanggal 27 Maret 2010 di Kampung Seni THR Surabaya dengan lakon “Derita Tanpa Batas”. Dengan pementasan kali ini besar harapan kami mendapatkan tanggapan positif dari berbagai macam pihak serta mendapatkan dukungan yang lebih. Dan kami juga berharap pada generasi muda yang lain agar bisa bergabung dan berpartisipasi dalam pelestarian kesenian ludruk.

Peta by Google Maps