Regenerasi Seniman

Surabaya, Kompas 01 April 2010

Komunitas Ludruk Remaja Surabaya sebagai wahana dan tempat regenerasi seniman ludruk memberi kesempatan kepada kalangan remaja dan pelajar untuk bergabung. Regenerasi seniman ludruk menjadi bagian penting dalam pengembangan maupun pelestarian kesenian ludruk yang menjadi aset kebudayaan Jawa Timur.

"Komunitas Ludruk Remaja Surabaya ini memang baru berdiri awal Januari 2010 dan keberadaannya untuk menampung dan mewadahi anak-anak muda yang gemar ludruk, khususnya di Surabaya," kata Ketua Komunitas Ludruk Remaja Surabaya Agung Juni Sasmito, Rabu (31/3) di Surabaya.

Agung mengemukakan, terbentuknya Komunitas Ludruk Remaja ini tidak terlepas dari realitas bahwa kelompok-kelompok ludruk remaja nyaris tanpa kegiatan yang berarti setelah mengikuti festival ludruk. Setiap tahun Dinas Pariwisata Kota Surabaya menyelenggarakan festival ludruk remaja.

"Keberadaan Komunitas Ludruk Remaja ini untuk menyikapi realitas itu dengan maksud agar mereka bisa terus berkegiatan. Kami pun mengagendakan setiap bulan bisa pentas, apakah di Taman Hiburan Rakyat Surabaya atau di Gedung Cak Durasim Surabaya," tutur Agung.


Kepedulian pemerintah

Komunitas Ludruk Remaja yang beranggotakan sekitar 40 remaja dari SMA Negeri 5 Surabaya, SMA Negeri 3 Surabaya, SMA Negeri 21 Surabaya, SMA Negeri 16 Surabaya, dan Sanggar Ludruk Marsudi Laras Surabaya telah mengawali kiprahnya dengan pentas ludruk perdana dengan lakon "Derita Tanpa Batas", 27 Maret 2010 di Gedung Ludruk THR Surabaya. "Bulan Juni nanti kami mengagendakan pementasan lakon Dukun Tiban," katanya.

Agung menyatakan, yang terpenting pihak Pemerintah Kota Surabaya ikut peduli dan mendukung Komunitas Ludruk Remaja ini yang salah satu tujuannya untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian ludruk. "Kepedulian dan bantuan pemerintah untuk bersama-sama mengembangkan dan melestarikan ludruk juga kami harapkan. Dengan demikian, Komunitas Ludruk Remaja bisa terus berkembang," tutur Agung yang juga dedengkot grup pelawak Kasas. Grup ini masuk delapan besar ajang Audisi Pelawak Indonesia TPI tahun 2005.

Menurut Agung, setiap Sabtu dan Minggu anggota komunitas ludruk remaja berlatih bersama. Selama ini dalam proses latihan bersama, mereka banyak dibantu oleh komunitas ludruk Irama Budaya Surabaya, khususnya dalam pemanfaatan gamelan.

"Paling tidak, pihak pemerintah mau membantu memberikan fasilitas gamelan untuk proses latihan. Kalaupun sekarang ini belum bisa memainkan gamelan, teman-teman bisa belajar," katanya.

Dengan keberadaan Komunitas Ludruk Remaja, Agung menaruh harapan besar apresiasi masyarakat tentang kesenian ludruk kembali tumbuh dan regenerasi seniman ludruk bisa terus berjalan. (TIF)



S E L E S A I

Peta by Google Maps